Desa Bunder memiliki sejumlah UMKM, salah satunya adalah produksi garam. Di Desa Bunder, terdapat beberapa tambak garam yang digunakan dalam proses pembuatan garam. Contohnya adalah tambak milik Pak Hasanin yang terletak di Bunder Timur, serta tambak milik Bapak Ferry yang terletak di Mondung Selatan, tepatnya di Edu Wisata Garam.
Potensi pengolahan garam yang menjanjikan, memungkinkan peluang pengembangan usaha yang luas. Terletak dekat laut, Desa Bunder secara optimal memanfaatkan sumber daya alamnya, seperti air laut dan sinar matahari, dalam proses pembuatan garam. Untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, pemerintah desa telah mengelola sumber daya garam melalui usaha garam krosok. Usaha ini dilakukan oleh para petani garam yang menjual hasil produksinya kepada perusahaan mitra mereka. Mayoritas petani garam di Desa Bunder memilih usaha garam krosok karena lebih sederhana tanpa memerlukan proses pengolahan yang rumit. Setelah periode waktu sekitar 7 hingga 15 hari (tergantung metode pengolahan dengan geomembran atau tanah), garam siap untuk dipanen dan dijual. Metode pengolahan dengan geomembran memberikan keunggulan waktu panen yang lebih cepat dan kualitas garam yang lebih baik daripada metode pengolahan tradisional menggunakan tanah. Namun, tidak ada perbedaan harga jual antara keduanya. Melalui upaya pengolahan garam krosok dan pemanfaatan sumber daya alam yang ada, Desa Bunder dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakatnya. Selain itu, Desa Bunder juga berperan dalam menjaga dan mengoptimalkan potensi sumber daya alam garam yang tersedia.
Berikut dokumentasi dari kegiatan survei dan panen garam.
0 comments:
Posting Komentar