Perspektif
budaya masyarakat di Desa Bunder sangat kental dengan budaya Islam. Hal ini
disebabkan oleh seluruh penduduk Desa Bunder beragama Islam dan juga
terpengaruh oleh pengaruh kebudayaan Islam yang tercermin dari keberadaan bekas
kerajaan Islam dan yang berada di Madura.
Budaya yang lain adalah kegiatan Rokat Dhisa atau dalam arti Bahasa
Indonesia adalah Syukuran Desa. Rokat
Dhisa dilaksanakan dengan tujuan memohon “Keselamatan Warga” masyarakat
dari segala musibah dan memohon agar dilancarkan rezekinya, acara ini
dilaksanakan menjelang musim penghujan disetiap tahunnya, bentuk dari kegiatan
ini meliputi pembukaan, sambutan doa bersama serta pemotongan tumpeng dan makan
bersama, undangan yang hadir pada kegiatan tersebut terdiri dari seluruh
masyarakan desa Bunder dan masyarakat desa lainnya yang diundang oleh kepala
desa, serta perangkat, tokoh masyarakat, dan lainnya, sebagai gambaran umum
pelaksanaan sebelum acra dimulai masyarakat dan panitia mempersiapkan
perlengkapan seperti tarop, soundsystemdan lain-lain sedangkan kaum ibu
mempersiapkan konsumsi yang nantinya akan dibawa ke acra tersebutuntuk makan
bersama, makanan yang disajikan pada acara tersebut terdiri dari makanan
sehari-hari, buah-buahan hasil dari pertanian desa setempat serta tidak
ketinggalan nasi tumpeng yang sudah menjadi ciri khas dalam pelaksanaan Rokat Dhisa. Pelaksanaan Rokat Dhisa ini dilaksanakan ketika awal
musim hujan tiba. Berharap ada keberkahan pada musim ini, dengan hasil panen
yang melimpah serta dapat mensejahterakan kehidupan masyarakat desa Bunder. Pemerintah
desa menjadi ujung tombak pelaksanaan kegiatan ini. Harapan dari masyarakat
cara ini hendaknya menjadi agenda tradisi tahunan selain untuk memohon
keselamatan dan kesejahteraan warga masyarakat. Acara ini dapat menjalin
silaturrahmi baik sesama masyarakat maupun dengan pemerintah desa. Pemerintah
desa itu sendiri yang sekarang dibawah kepemimpinan Hj. Iswanyanti akan
melestarikan kegiatan ini dan akan dijadikan agenda tahunan yang pembiayaannya
akan dianggarkan melalui dana desa yang sekarang sudah di gulirkan pemerintah.
Masyarakat Desa Bunder juga memiliki
kesenian yaitu Hadrah “HADRAH USWATUN HASANAH” yang dinaungi oleh Ibu-ibu PKK
dan diketuai oleh Ibu Kepala Desa Bunder yaitu Ibu Hj. Iswanyanti yang tugasnya
mengkoordinir semua anggota mulai dari latihan hingga perlombaan. Bendaharanya
yaitu Ibu Ana Fathul Jannah yang tugasnya mencatat semua transaksi keuangan di
Hadrah Uswatun Hasanah. Dan Ibu Indraningsih sebagai sekretaris yang tugasnya
mengarsip semua dokumen organisasi. Keanggotaan dari Hadrah Usawatun Hasanah
ini bersifat terbuka yang artinya semua orang bisa mengikuti dan menjadi
anggota dalam kesenian hadrah tersebut, syarat yang paling utama yaitu anggota
harus berasal dari Desa Bunder. Jumlah orang yang sudah menjadi anggota di
Hadrah Uswatun Hasanah sudah berjumlah 30 orang, yang semua anggota berasal
dari empat dusun yaitu Dusun Buder Barat, Bunder Timur, Mondung Selatan, dan
Mondung Utara. Jadwal latihan dari Hadrah Uswatun Hasanah yaitu pada Selasa
malam dan hari Jumat, pada Selasa malam adalah jadwal untuk latihan hadrah yang
dilaksanakan dirumah Ibu Kepala Desa Bunder sedangkan hari Jumat adalah jadwal
untuk arisan hadrah di rumah masing-masing anggota yang terdaftar. Semua
pembiayaan yang dibutuhkan pada Hadrah Uswatun Hasanah seperti pembelian hadrah
dll. Semuanya dibiayai oleh dana desa, dukungan pemerintah desa untuk kesenian
ini bukan hanya berupa materi tetapi juga berupa motivasi, konsumsi dll. Semua
usaha yang dilakukan oleh aparat desa dan semua anggota berhasil mendapatkan
prestasi yaitu juara 3 tingkat kecamatan (2016), dan juara harapan 2 tingkat
kecamatan (2017).
0 comments:
Posting Komentar